Dapatkah Anda membedakan dari foto di atas mana yang merupakan senyum yang asli (genuine smile) dan senyum yang palsu (fake smile) ?
Jawaban atas pertanyaan di atas akan dapat Anda lihat pada akhir postingan ini.
Mungkin Anda dapat dengan mudah menjawab pertanyaan di atas untuk membedakan yang mana yang merupakan senyum yang asli (genuine smile) dan mana senyum yang palsu (fake smile).
Bagaimana, sudahkah Anda dapat membedakan mana senyum yang asli (genuine smile) dan senyum yang palsu (fake smile) ?
Lalu bagaimana dengan foto di atas ? Dapatkah Anda membedakan dari kedua foto ini mana yang merupakan senyum yang asli dan mana senyum yang palsu ketika mata orang dalam foto tersebut ditutup ?
Pertanyaan di atas sangat penting karena menurut Duchenne, hanya dengan melihat otot-otot di sekitar mata (Orbicularis Oculi) berkontraksi dan membuat kaki gagak (crows feet), kita dapat membedakan kedua senyuman itu.
Studi fisiologis ekspresi wajah yang disebabkan oleh senyuman pertama kali diselidiki oleh Duchenne (1862), seorang ahli saraf (neurologist) dari Perancis. Dia memicu kontraksi otot di wajah manusia dengan elektroda.
Duchenne (1862) melaporkan bahwa senyum emosional yang diyakini berasal dari jiwa melibatkan gerakan wajah di daerah mata yang disebut orbicularis oculi, sedangkan senyum yang disengaja mencakup aktivasi zygomatic mayor. Duchenne menemukan bahwa ketika dia menggerakkan otot-otot di sekitar mulut pasiennya, pasien akan menghasilkan bibir yang tersenyum, tetapi tidak tampak bahagia. Penasaran, Duchenne menceritakan lelucon kepada pasiennya untuk memicu respons kegembiraan yang tulus. Duchenne memperhatikan bahwa ketika pasiennya mengalami kebahagiaan sejati, bukan hanya otot-otot mulutnya yang digunakan, tetapi juga otot-otot matanya. (Lihat perbedaannya di bawah !)
Senyum tulus itu kemudian disebut sebagai "Senyum Duchenne (Duchenne Smile)" untuk menghormati karyanya. Orang-orang yang menunjukkan senyum Duchenne dianggap lebih ekspresif, alami, dan mudah bergaul (Frank et al., 1993). Studi terbaru oleh (Mehu, Little, & Dunbar, 2007) juga menunjukkan bahwa melihat senyum Dunchene (Duchenne Smile) dalam rangsangan wajah secara signifikan meningkatkan persepsi peserta tentang kedermawanan (generosity) dan keterbukaan (extroversion) dari wajah lebih dibandingkan melihat senyum nonDuchenne (nonDuchene smile).
Nah, bagaimana sekarang, sudahkah Anda bisa membedakan mana senyum yang asli (genuine smile) dan senyum yang palsu (fake smile) ?
Selanjutnya akan kami jelaskan bagaimana membedakan antara senyum yang asli (genuine smile) dan senyum yang palsu (fake smile) dari aspek-aspek atau ciri-ciri lainnya.
Senyum yang asli atau yang tulus membutuhkan waktu setengah detik untuk menyebar ke seluruh wajah, dimulai dengan kerutan di mata, menciptakan garis tawa, yang menyebar ke pipi dan bibir.
Sedangkan senyum palsu (fake smile) hanya melibatkan sudut mulut. Ini juga dikenal dengan senyum "Pan-Am" atau Botox.
Foto-foto di atas ingin menjelaskan bahwa untuk menilai sebuah senyuman apakah itu merupakan senyuman yang asli atau senyuman yang tulus tidak bisa dengan hanya memperhatikan lebarnya kedua ujung bibir, melainkan juga harus mempertimbangkan hal-hal lainnya, dan tentunya juga selain yang disampaikan oleh Duchenne, yaitu mulut dan alis. Bahkan juga harus memperhatikan bahasa tubuh lainnya.
Dan foto-foto di atas ingin mengatakan kepada kita bahwa betapa banyak orang menampakkan ekspresi tersenyum untuk menutupi emosi sesungguhnya yang tengah dirasakan seperti sedih dan marah. Atau bisa juga sebaliknya, bisa jadi seseorang pura-pura marah atau kecewa namun sesungguhnya tengah menutupi perasaan senang yang tengah dirasakannya.
Silahkan saksikan video di bawah ini yang saya ambil dari film serial "Lie to Me" !
Untuk dapat membedakan mana yang merupakan senyum yang asli (genuine smile) dan senyum yang palsu (fake smile) :
Pertama, ketahui dan pelajari untuk mengenali dua ciri khas dari senyuman yang asli atau senyuman tulus:
- Kontraksi kedua otot utama zygomatic, yang mengangkat sudut mulut.
- Kontraksi otot obicularis oculi, yang menarik alis sedikit ke bawah dan mengangkat pipi. Fitur pembeda yang lebih halus yang membantu saya melihat efek ini adalah bahwa kulit di bawah alis ditarik sedikit lebih tinggi dan mata itu sendiri tampak sedikit lebih sempit.
Kedua, ketahui dan belajar mengenali ketika kedua hal di atas hilang. Jika kedua hal di atas hilang, itu adalah senyum palsu (fake smile).
Dan Dr. Ekman mengatakan dengan sangat baik mengenai hal ini : "Emosi kegembiraan yang nyata diekspresikan di wajah oleh kontraksi gabungan otot zygomaticus major dan obicularis oculi. Yang pertama mematuhi kehendak tetapi yang kedua hanya dimainkan oleh emosi jiwa yang manis."
----------
Untuk mengetahui sejauh mana Anda telah mengusai hal ini, Anda dapat melakukan "Smile Intelligence Test" !
Silahkan KLIK link di bawah ini untuk melakukan "Smile Intelligence Test" !
https://primagraphologyinstitute.blogspot.com/2022/10/smile-intelligence-test.html
----------
SUMBER :
- Frank, M. G., Ekman, P., Friesen, W. V. (1993). Behavioral markers and recognisability of the smile enjoyment. Journal of Personality and social Psychology, 64(1), 89-93.
Mehu, M., Little, A. C., & Dunbar, R I. M. (2007). Duchenne smiles and the perception of generosity and sociability in faces. Journal of Evolutionary Psychology, 5(1-4), 136-146.
----------
LIHAT JUGA ARTKEL TENTANG "SENYUM / SENYUMAN" LAINNYA :
----------
Disusun oleh :
Max Hendrian Sahuleka & Primasari T. Z.
( Founder Primagraphology Training & Consulting, Penulis Buku "The Power of Signature : Mengenal dan Mengubah Diri melalui Tanda Tangan" )
----------
Silahkan KLIK tombol di bawah ini untuk melihat artikel atau tulisan tentang mikro ekspresi (microexpression) yang lainnya !
----------
INGIN BELAJAR GRAFOLOGI ?
----------
----------
JAWABAN ATAS PERTANYAAN DI AWAL PARAGRAF :
Foto yang sebelah kiri (A) adalah senyum yang asli (genuine smile), sedangkan foto yang sebelah kanan (B) adalah senyum yang palsu (fake smile).
No comments:
Post a Comment